Ringkasan Berita:
- Penyakit meningitis sering kali dipahami sebagai infeksi otak yang datang tiba-tiba.
- dr. Suzy Maria, menjelaskan bahwa bakteri penyebab meningitis tidak langsung menyerang otak
- Ia menjelaskan bahwa melemahnya respons imun membuat dinding bakteri mudah menembus pembuluh darah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyakit meningitis sering kali dipahami sebagai infeksi otak yang datang tiba-tiba.
Meningitis adalah peradangan pada selaput otak (meningen) dan sumsum tulang belakang yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit.
Baca juga: Waspada Carrier Meningitis Tanpa Gejala, Dokter: Penular Terbanyak Justru Orang Sehat
Kondisi ini berbahaya karena bisa menimbulkan komplikasi serius seperti kejang, kerusakan organ, bahkan kematian jika tidak segera ditangani.
Padahal, prosesnya bisa dimulai dari tempat yang sangat sederhana dan sehari-hari yaitu nasofaring.
Bagian rongga hidung dan tenggorokan ini, sering luput diperhatikan.
Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dr. Suzy Maria, menjelaskan bahwa bakteri penyebab meningitis tidak langsung menyerang otak.
Ada “jalur sunyi” yang awalnya tidak menimbulkan gejala apa pun.
“Ada orang yang sudah punya koloni Neisseria meningitidis di sini (nasofaring), menumpang hidup normal tidak menyebabkan penyakit sama sekali di orang yang memperolehnya,” ucapnya pada acara Kalventis Luncurkan Vaksin Meningitis Konjugat: Perlindungan Komprehensif bagi Jemaah di Jakarta Pusat, Kamis (4/12/2025).
Baca juga: Selain Meningitis, Pemerintah Wajibkan Vaksinasi Polio untuk Jemaah dan Petugas Haji 2025
Koloni tanpa gejala yang berisiko tinggi
Bakteri Neisseria meningitidis dapat hidup nyaman di nasofaring sebagai komensal.
Tidak menimbulkan batuk, tidak demam, bahkan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Namun pada kondisi tertentu, seperti menurunnya daya tahan tubuh selama perjalanan panjang, perubahan suhu drastis, atau kelelahan berat, bakteri bisa berubah agresif.
Inilah titik kritis yang sering terjadi pada jemaah haji dan umroh.
Bagaimana bakteri menyusup ke aliran darah?
Lebih lanjut, dr. Suzy menjelaskan bahwa melemahnya respons imun membuat dinding bakteri mudah menembus pembuluh darah.
“Banyak proses sebenarnya ada perubahan di selaput bakteria, yang menyebabkan akhirnya bakteri tadi bisa masuk ke aliran darah,” katanya.